Mbak Marissa kembali ke rumahnya lewat pintu belakang jam 5 pagi. Eh, ayah dan ibumu lama ya perginya?” Tanya Mbak Marisa.“Sampai minggu depan!” jawabku.“Kesepian, dong?” celetuk Mbak Marissa.“Iya, gitu deh!” kataku, masih sedikit gugup.“Mbak gimana?”“Biasa aja. Bokep STW Mbak Marissa datang lagi lagi.“Sori, Mir. Kulihat dalam remang ia menggigit ujung bibirnya. Pukul 9 lebih sedikit. Aku yang membukakan pintu. Lelaki itu melambai padaku ketika aku memperhatikannya. Putting dan bundaran empuk di dada Mbak Marissa seperti memberi jalan dan megajariku untuk mengulum-ngulum dan memutar-mutarnya agar pemiliknya mendapatkan nikmat yang istimewa. Tiba-tiba aku mendengar suara dari belakang rumah. Sebelum masuk taksi, Mas Fredi menghampiri ayahku yang sedang membaca surat kabar di beranda“Saya titip rumah, Pak RT. Aku seperti tenggelam dalam segala macam rasa : coklat, vanilla, strawberry, almond.Mbak Marissa benar-benar menikmatinya. Ayahku mengangguk.Fredi kemudian memeluk dan mencium pipi MbakMarissa mesra. Itu dari caramu menatapku dan menelusuri tubuhku dengan tatapanmu. Karena kami keluarga, maka dibuatlah pintu penghubung ini,” aku bicara gugup.“Namamu siapa, sih?” Tanya Mbak Marissa.“Mirza!”“Ah, huruf depannya sama-sama M dengan
