“Terima Non, tau kan apa yang harus Non omongin !” kata Imron
Ivana menerima ponselnya dari Pak Kahar dan menerima panggilan itu, dia berusaha keras mengendalikan nada bicaranya agar wajar, dia harus berbohong sedang mengerjakan tugas kelompok di kost teman dekat sini, selama empat menit berbicara itu penis Imron tetap menancap di vaginanya, dan mereka terus menggerayangi tubuhnya.Setelah telepon ditutup Imron kembali menggenjot tubuh Ivana, kali ini lebih ganas dari sebelumnya sampai ranjangnya ikut goyang, mungkin karena rasa tanggungnya tadi. Film Porno “Sudahlah Pak, semua sudah terjadi, Bapak cuma khilaf, ini bukan sepenuhnya salah Bapak kok, saya sudah pasrah sama nasib saya” Ivana menjawabnya dengan suara lemas. Dia juga tak habis pikir kenapa ketiga orang ini tega-teganya berbuat begitu padanya, padahal selama ini dia selalu baik kepada mereka. Tak lama kemudian mereka membaringkan tubuh Ivana di ranjang itu, dadanya nampak naik turun karena nafasnya yang sudah tak karuan, matanya sembab karena air mata dan suara isak tangis masih terdengar. “Cup…cup…ssreepp !” terdengar payudara itu disedot-sedot oleh mulutnya yang sudah
>