Enak?”
“Enak sekali….aaah….” sahut Yani dalam bisikan juga, mungkin takut terdengar oleh suaminya. Bokep Yang jelas, sepulangnya dari villa itu, Lina terus-terusan menyandarkan kepalanya di bahuku. “Benny punya villa di sana, ya Mas?” tanyanya.”Iya,” aku mengangguk, “villa punya orang tuanya.””Benny dan Yani juga ikut nanti?””Ya iyalah. Gara-gara minuman tadi kali ya…naaahhh…..iiih…kok punya Mas terasa jadi agak gede? Kurasa untuk yang pertama kalinya memang harus begitu. Inilah saat-saat yang paling mendebarkan. Bahkan di satu saat, mereka mengubah posisi. Kami menggelepar…menggeliat…berkeju terkejut…lalu sama-sama terkulai di puncak kepuasan.Tapi kulihat Benny masih asyik mengenjot batang kemaluannya di dalam liang kemaluan istriku. Lalu terdengar Benny tertawa, “Hahahaaa….kita lanjutkan saja…sudah telanjur kan?”
“Jadi semuanya ini sudah direncanakan?” tanya Yani yang tampak berusaha mengendalikan kekagetannya. Adegan itu tidak bisa lama-lama kulihat, karena setelah aku dan istriku naik ke atas bed yang masih kosong, Benny memijat knop sakelar yang letaknya tak jauh dari bantalnya. Tapi pikiran ini justru diam-diam membuat penisku hidup, mengeras dan mengeras terus. “Bang Benny?!” seru istriku di bed sebelah.
