“Kamu lucu.”
“Hey !” protesku. Indo bokep Tapi akhirnya, dengan memejamkan mata, kugerakkan pinggulku, maju dan mundur. Kami lalu berkenalan dan berjabat tangan. “Apa yang akan terjadi selanjutnya?” tanyaku lirih. Ia menuntun tanganku hingga melingkar di pinggangnya, lalu kedua lengannya sendiri memeluk leherku. Kurasakan kehangatan kulitnya dan kelembutan tubuhnya membuatku nyaman. Akhirnya aku menawarkan untuk mengantarnya pulang. Baju-bajuku masih berserakan di lantai. “Ahhh,” ia mendesah saat kulakukan itu. Kubalikkan tubuhku dengan kesal, lalu melangkah kembali ke sofa. Akhirnya kubuka pintu mobil dan melangkah keluar. Saat itu wajahku begitu dekat dengannya, hingga bisa kucium aroma cologne dari lehernya. Aku melepaskan pagutanku, menarik jariku keluar dan bangkit berdiri. “Mau kau tidur di dadaku?” kudengar ia berbisik padaku. Lonjakan-lonjakan jantungku membuat mataku terpejam. Di tangannya sebuah gelas berisi lemon tea yang tinggal setengah.Saat pertama aku melihatnya, aku merasa tertarik. “Tunggu,” katanya sambil tersenyum. Kalau tidak kita sudahi saja.”
Kutatap ia dengan wajah berkerut. Waktu itu kulihat ia berdiri sendiri di depan pintu lorong yang menghubungkan ballroom dengan dapur.
