“Ray tahu.”
Chie menangis dalam pelukanku, membuatku sejenak mengingat ayahku sendiri yang selalu berkutat dalam pertempurannya dengan idealisme yang kumiliki. “Ah.. XNXX Jepang Benarkah? Siapa coba?”
Kudengar tawa Jay beriring tawaku sendiri. Si pemburu gadis-gadis perawan. “Hei! Di sebelahku, Jay menikmati kepulan asap rokoknya yang membuyar di balik dedaunan pohon yang mengelilingi kami.Surabaya, pertengahan Mei 1999Kupeluk tubuh itu erat-erat. Kugigit bibirnya, merasakan kepalanya yang terangkat dan cengkeraman kuku-kukunya di kulit punggungku. Sibuk memburu keperawanan bidadari-bidadari lugu. Yang lebih suka minum es dengan murahan daripada minuman-minuman mahal yang tersedia di kafe-kafe. Wajahnya melukiskan kebahagiaan dan ketenangan. “Ray, kapan aku bisa mengalahkanmu?” Jay tersenyum pahit. “Chie..” desahku. Jay menolehkan kepalanya ke arah mobil. “Chie..”
“Aku sayang kamu, Ray.”Kuterlentangkan tubuhnya, kuciumi buah dadanya yang telanjang, menikmati gesekan kemaluan kami yang beradu. Itukah sebabnya kamu diam saja mendengar selorohanku tempo hari?
>
Raketa Killa Indonesia Ingin Capai Puncak Orgasme Surgawi Yang Menggila
Actors:
Killa Raketa