Kamu ceria, polos, jujur, gak munafik.”“Yaa.. Bokep Family Mau dengar suara kamu, mau lihat pipi chubby kamu.”“Yakin cuma mau itu doang? Kepalaku sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Tangan kirinya melepaskan sabuk hingga jatuh ke karpet hotel, lalu meremas rambut dan kepalaku.“Aku isep aja ya?” tanyaku. hhh…. Bahkan 30 detik setelah aku duduk pun kami masih terdiam masing-masing. kamu harus mau jadi pacarku….”Air mataku menetes. Dia bilang aku cantik dan punya kepribadian yang menggemaskan. “Tapi kamu tertarik soal seks. Aku belum pernah bertemu dengannya karena selama ini hanya ngobrol lewat Facebook Messenger saja. Kukunya menancap kuat di kedua bongkah pantatku. Sekarang kamu ada di sini, aku bingung harus gimana.”Mendengar ucapanku dia tersenyum geli, “Pantesan kamu gak pernah mau ngasih nomor HP.”“Ya menurut lho aja! Kuhisap, kutarik, kuemut, kumasukkan hingga mentok. Akhirnya mulut ini bisa digerakkan. Tak tahan dengan rangsangan yang kuterima, tanganku langsung menekuk hingga tubuhku tinggal bertumpu pada kedua siku.
