Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yg sangat menyegarkan. Bokep Tobrut Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Ada kelembutan yg memancar dari bola matanya yg menatap sendu.“Thomas.”“Hm..”“Tatap mataku, Thomas.” Aku menatap bola matanya.“Jilat cairan yg tersisa sampai bersih”“Hm..” jawabku sambil mulai menjilati kemaluannya.“Jangan menunduk, Thomas. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat rambut-rambut ikal yg menyembul dari sisi-sisi celana dalemnya. “Hanya lidah, Thomas! OK?” Aku mengangguk. Aku menengadah. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Bu Tiara mengangkat daguku. Tercium aroma segar yg membuatku menjadi semakin tak berdaya.Aroma yg memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Bu Tiara. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Ada segaris kebasahan terselip membayg di bagian tengah segitiga itu. Aku tak ingin ada setetes pun yg terbuang.Inilah hadiah yg kutunggu-tunggu. Serta..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.“Aku juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi rambut-rambut.”“Persis seperti yg kuduga, kamu pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Tiara sambil sedikit mendorong
