Dengan santunnya dia permisi untuk masuk. Bokepindo Maaf ya.”Karena logis alasannya ya kulepas saja meskipun membuatku kikuk (aku sering dipijat tetapi biasanya pria tuna netra). Dengan mengenakan jaket kain dan bercelana jean yang agak ketat. Tanpa terkontrol lagi aku yang tadinya telentang bangkit duduk sehingga punggungnya berhadapan dengan tubuh depanku dan tanganku yang kiri menyingkap kaosnya lebih ke atas lagi sementara yang kanan ke depan menjamah sang.. Setelah kedua sisi paha luar selesai baru dilanjutkan dengan paha dalam. Lalu kulihat ibu itu membuka jaketnya sehingga hanya memakai kaos ketat hitam saja. Ah rupanya ‘G-Spot’nya ada di leher belakang telinga sebelah kanan. Tapi ternyata pikiranku sudah mulai melantur membayangkan nikmatnya ketika badan yang pegal hebat ini akan mendapatkan terapi pijat yang pasti akan memanjakan urat dan saraf-saraf yang telah mulai menuntut untuk dirilekskan sejak beberapa hari ini. Pertama yang dipijat adalah telapak kaki. Ketika kubuka aku agak sedikit heran karena tukang pijatnya ibu-ibu berumur 45-an lebih kira-kira.
