Atau barangkali itu hanya alasanku saja. Bokep Mama Akupun tersenyum gembira. “Celana dalam Tante?”
“Hmmh”. “Celana dalam Tante?”
“Hmmh”. “Ah buat apa itu saya bilang-bilang? Kalau hitam tentu bisa gempar. Namun karena melihat aku menguap, Tante Ratih pergi ke kamar dan kembali membawa bantal, selimut dan sarung. Dan sejak itu pemandangan sekilas itu selalu menjadi obsesiku. “Saya sudah makan, Tante,” kataku, tapi Tante Ratih memaksa sehingga akupun makan juga. Tante capek sekali”, katanya membujuk supaya aku melepaskannya. Dan akupun juga sudah tidak tahan lagi. Pelajaran ilmu pasti dan fisika tidak terlalu sulit bagiku. Aku bisa tak mampu berpikir apa-apa lagi kalau gadis dan perempuan cantik itu lewat di depanku. Aku tak tahu benar mengapa dia dan suaminya tak punya anak, dan entah apa yang dikatakan ibuku mengenai hal itu untuk menghibur dia.Apalagi? Dia bakalan marah sekali anaknya Tante makan”, katanya tersenyum masih tersengal-sengal menahan berahi yang belum tuntas penuh. Aku hampir-hampir tak percaya dia mengatakan itu. Perempuan tua ini pernah bertengkar dengan Tante Ratih karena urusan sepele.
