Aku melumat bibirnya, lalu aku menjulurkan lidahku perlahan seiring mulutnya yang seperti mempersilakan lidahku untuk menjelajah rongga mulutnya. Eksanti meminta maaf sebelumnya, karena kesibukannya hari itu tidak memungkinkan baginya untuk pulang dari kantor lebih awal. Bokepindo boleh?”, pintanya manja. aku selalu gelisah. aku beberapa hari ini sering bermimpi,”, kataku berbohong. Tangan kiriku yang bebas untuk melakukan sesuatu terhadap Eksanti, kini mulai aku aktifkan. “..yes!”. Mula-mula terasa seret memang, namun aku malah semakin menyukainya. Aku membaringkan tubuhnya di atas kasur. Lingkarannya tidak begitu besar, namun ujung-ujung puncaknya begitu runcing dan kaku. Aku akhirnya meminta ijin kepada Eksanti untuk mandi. “Aku ingin mandi bersamamu, Mas,.. Pipinya masih kelihatan memerah bekas cumbuanku tadi. Eksanti menurut. Kulitnya yang putih membuat mataku tak jemu memandang. Namun aku tidak mengurungkan niatku untuk bertemu dengan Yoga.Setelah aku memarkir mobil di depan halaman rumah kost itu, aku masuk menuju ruang tamu yang pada saat itu pintunya dalam keadaan terbuka, dan langsung menuju ke kamar Yoga.
