Sambil bergurau kami menjadi-jadi tertawa-tawa. Ku intip keluar sana, Minoru menggunakan motor matic Honda Beat sendirian ke sini. Bokeb Aku kaget rupanya dia menceritakan semuanya dengan blak-blakan. “Aku panggil Minoru lagi buat temani lu…”, jawabnya.“Emangnya lu bisa?”, tanyaku.“Hahaha, aku mana mau nyetuh dia, jijik ah… Aku maunya liat dia tersiksa aja…”, lanjutnya. “Bangun lah…”, perintahku agar dia tidak Cuma berbaring di kasur. “Hisap!!!”, perintahku minta Minoru menyepongkan kontolku. Segera ku hidupkan dan taruh di meja dan menyorot ke arah kasur.Hmm, selanjutnya aku bingung mau menggunakan benda apa. Aku memintanya mengocok kontolku dengan tangannya segera. “Cepat mas…”, kata Minoru. Terima kasih kawan, berkat kamu, aku bisa meluapkan unek-unekku.Sejak dijauhi Siti, aku sering murung, aku biasanya melampiaskannya di tempat prostitusi, jika lagi bokek, biasanya aku cuma beronani sambil nonton bokep di kost ku.Aku terus menyoroti wajah Minoru yang cantik itu, lembut pancaran wajahnya yang imut itu.
