“Ooohh… ooohh… ooohh…”
“Hhhmmpphh… hhmmmpp…”
Suara desahan kami bersahut-sahutan, diiringi suara kelamin kami yang saling beradu, berpacu menuju kenikmatan bercinta. Bokep Family Aku hanya bisa pasrah saat disuruhnya aku untuk menungging membelakanginya. Memang sudah menjadi kebiasaan setelah Andi orgasme, aku menjilati kelaminnya, membersihkan sisa-sisa cairannya dengan lidahku. Aku hanya mengangguk pelan. Lalu dia duduk dengan posisi kedua kakinya lurus di atas kasur dan memintaku untuk mulai menghisap batang kemaluannya. Malah sepertinya aku ketagihan bersetubuh dengannya. Kuimbangi gerakannya dengan ikut bergoyang memutar-mutar pinggulku, membuat suamiku itu semakin mendesah keenakan. “He-eh,” aku hanya mengangguk pelan. “Oh, jangan dulu!” ucapku dalam hati, aku masih ingin menikmati permainan ini sedikit lebih lama. Dan anehnya, aku tidak merasa jijik sedikitpun, malah aku menikmatinya. Aku terkulai lemas di atas tubuh pemuda itu. Coba kamu bilang, KONTOL!!”
“Eh, mas…” aku ragu-ragu dan malu untuk mengatakan itu, karena terus terang, seumur-umur aku belum pernah mengucapkan itu. Lalu andi mengangkat tubuhku dan duduk menjajariku. Tiba-tiba tanganku diarahkan pada batang kemaluannya. Jari-jarinya memelintir puting buah dadaku dengan lincahnya.
