Asap dupa segera memenuhi ruangan kecil itu.“Siapa namamu, Cah Sara?”tanyaku tanpa memandangnya, tetap sibuk melakukan persiapan.“Juminten, Kakek” katanya. Tangannya memegang kepalaku, tanpa sadar mengelus ? Bokep Tobrut Jangan takut, memang supaya melawan ilmu hitam ini lakunya harus begitu”, ia tersengal sengal:
“Ing..inggih Kakek..” Katanya.Dan dgn canggung dia membuka mulutnya. Kupindahkan kulumanku ke puting kanannya. Kamu sudah merasa enakan sekarang?” dia mengangguk:
“i..iya Kakek.. Tidak ada perlawanan. Ia tampak berpikir sebentar, dan kemudian meunjuk bibirnya:
“ini Kakek, saya di sun di bibir”, katanya. Kakek harus mencoba cara yg lebih kuat. Kubentangkan paha kiri dan kanannya sehingga dia duduk mengangkang di mejaku. Namun kulihat si Wagino sekretarisku menghampiri:
“ada pasien satu lagi Kakek” bisiknya:
“cah wadon (anak perempuan) huSarau banget”. Kugesek-gesek kepala jagoanku ke kelentitnya. Nafasnya terdengar semakin memburu. elus rambutku yg gondorong.Mulutnya mendesis-desis dan menceracau pelan:
“Kakek..aduuh Kakek.. Mereka kaya-kaya lho. Aku kira umurnya paling banter baru 17 atau 18 tahun.“Sugeng dalu (selamat malam) Kakek..” katanya agak bergetar.
