Lembut dan hangat. Bokep Cina aduuhh..” namun aku tidak perduli lagi. kemudian bisnis tanam cabe, baru sekali panen harga cabe anjlok sehingga aku rugi tidak ketulungan banyaknya. Suaraku penuh ketegasan namun juga bernada kuatir:
“Cah Sara, Cah Sara, kamu dalam bahaya besar. Aku sekarang dapat melihat wajahnya dgn jelas. Agak sakit, ditahan saja. Dgn pura-pura tidak acuh aku menyiapkan alat-alat perdukunanku, menyalakan lampu minyak (sebagai media pemanggil arwah, pura-puranya), menyiapkan baskom kecil berisi air kembang, dan menyalakan dupa. Berbahaya sekali Cah Sara, nanti kalau dibiarkan jadi ngabar (menguap) masuk ke pemrambuth darahmu, dapat mati kowe. Si Juminten ini sangat cantik(kok agak mirip aktris Dian Nitami ya?) kalau tinggal di Jakarta dia pasti sudah jadi rebutan cowok atau masuk jadi bintang sinetron. Aku berbisik: “piye, Cah Sara? Lalu, dia tinggal menguasaimu saja..”mataku mendelik:
“mesakake banget (kasihan sekali) kowe Cah Sara..” si Juminten tampak sekok (shock) berat mendengar ucapanku yg meluncur seperti senapan mesin itu:
“terus bagaimana Kakek, tolong saya Kakek..” katanya seperti orang setengah sadar.Aku menghela nafas panjang, menggeleng-gelengkan kepala:
“berat, Cah Sara.




















