Hanya itu kini yang ada di otakku.Aku berbisik ke si Ivan bahwa aku ingin cumbuin Lia, Ivan mengerti walaupun berat hati. Bokepindo Vaginanya kini begitu jelas terpampang di depan wajahku. Lia kusuruh untuk tetap menungging. Matanya itu..! Lia tersipu saat aku memegang bahu Lia sambil membimbingnya ke sofa. Aku dan Ivan saling memandang penuh arti. Minimal hasilnya standar, tidak akan terlalu overlighting atau underlighting. Ketiaknya bersih sekali, hampir tidak ada bulunya. Wajahnya kusuruh melihat ke arah kamera, lalu kujepret lagi sampai rol terakhir. TAMAT Kalau aku tidak terlatih mengontrol orgasme, mungkin tidak akan sampai 3 menit di-treat seperti itu, tapi diserang habis-habisan seperti itu akhirnya aku bobol juga. Kalau melihat wajahnya yang agak melankolis, aku tidak menyangka kalau doi seliar itu.Seluruh batangku ditelan habis ke mulutnya yang kecil mungil, lalu disedotnya bak vacuum cleaner, kadang-kadang dikeluarin lagi. Batang kemaluanku sudah sangat mengeras. Gayaku memotret seperti orang pro, padahal aku dak-dik-duk juga.Setengah rol pertama Lia agak kaku, tapi selebihnya ia mulai luwes. Busyet.., putih sekali nih anak.
