Dia juga baru sadar setelah aku mengambil pisau itu. Bokep Thailand Sesekali kami bertatapan. Kubuka pahanya.“Jangann ton… kumohon jangan…” pintanya memelas. Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Kemaluanku sudah terkulai. Dia sudah tidak melakukan perlawanan apa-apa, pasrah. Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat.Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempat-tempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kujilati dengan perlahan, mengitari seluruh permukaannya.“Shhh… ton… tonhh.. Kami terkulai lemas. baajingann.. Kucabut batang kemaluanku dan menyuruhnya membelakangiku sambil berpegangan pada sisi ranjang. Dengan perlahan dia memejamkan mata dan tertidur. atau besok mayatmu sudah ditemukan di laut sana… paham?”
“ton.. Kubayar, lalu kembali ke garasi.“Keluar…!”Dengan wajar kugandeng dia masuk kamar. Sampai di daerah rumahnya pun dia tetap diam.“Oke.. Aku berdiri di samping ranjang. Dipandanginya aku agak lama. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Lucu memang. Kurapatkan ke dinding, dan kupompa sekuat tenaga.“Nin… ahshhh…”“tonhhh…”Aku mengeluarkan sperma di dalam kemaluannya. Terus terang di sana aku seperti orang bodoh. saat..”“Silakan.. Kuarahkan batang kemaluanku dari
