Dan ketika kubuka mataku, kaget setengah mati karena ada tangan lain yang menyentuh penisku. Aku ingin sekali bibir itu mengulum penis. Vidio Porno Mbak Titis semakin mendesis tidak karuan. Aku hanya duduk di balik meja marketing. Kedua tanganku mencengkeram pegangan kursi. Aku ulurkan tanganku untuk meraih kepalanya mencoba membelai rambutnya. Kubuka retsleting celanaku dan segera kuturunkan sedikit celanaku. Tangan kananku yang bebas kuarahkan ke lubang anusnya. Aku diam saja karena tidak tau harus ngomong apa. Namaku Dimas. Aku tidak berani terlalu dalam. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Payudaranya yang kecil menggesek pelan di kedua lutuntuku. Kubuka retsleting celanaku dan segera kuturunkan sedikit celanaku. Pelan aku coba menerobos liang vagina Mbak Titis. Ga jadi nyesel deh, Pak Min banyak ijinnya. Tubuh Mbak Titis masih bergetar beberapa saat. Aku bayangkan ibu Titis dengan rambutnya yang sebahu, bibirnya yang selalu merah. Beberapa lama aku terpejam sambil tanganku tetap mengocok penisku pelan. Kuludahi anusnya dan kuusap keras bagian anus Mbak Titis.
