Ah. Aq dipermainkan seperti anak bayi.Selesai dipijat ia tdk meninggalkan aq. Bokep Ojol “Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Penis amblas seluruhnya. Langkahku semangat lagi. Baru saja aq memasang ikat pinggang, Iin menghampiriku sambil berkata,“Telepon aq ya..!”Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yg disobek sekenanya. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Aq memegang teteknya. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Penis saat memijat perut. Lalu memegang pahaku,“Yg mana..?”Yes..! Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Ah.., wanita yg lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah keberanianku.“Buka bajunya, celananya juga,” ujar wanita tadi manja menggoda,
“Nih pake celana ini..!”Aq disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Masih melongo.“Tolong itu jendelanya direptin sedikit…” katanya lagi.“Ini…? Tapi saya gerah.” meloncat begitu saja kata-kata itu.Aq belum pernah berani bicara begini, di angkot dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Si Penis sudah mengeras. Aq langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Pasti terburu-buru. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku




















