Dari jalan raya kubelokkan mobilku masuk ke lorong jalan khusus ke hotel Kh. “Hee.., stop.., stop Mas..”, serunya. Bokep Indo Aku jadi ragu. “Mau minum susu..?”, tawarnya. Makan “jagung”-mu.Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. “Ini.., engga bisa ilang”, kataku sambil menunjuk noda itu. Sari melepaskan ciuman, bangkit, memeriksa sekeliling. Tak ada penolakan. “Ih, Mas.., dilihat orang”, sergahnya menepis tanganku. Hanya, kemungkinan ketemu kecil, sebab proyekku di kantor itu telah selesai. Sebentar lagi.., hampir..! Aku kembali menuju Bandung. Kubelokkan mobilku ke situ, mencari tempat parkir yang mojok dan gelap. Aku menuju puncak. “Si joni udah engga tahan ya..”, goda Sari. Berbahaya sebenarnya. Situasi ramai. Ah, itu tempat wisata, susah untuk “begituan”. Selain keluar/masuknya angkot, juga ada pertigaan jalan Sersan Bajuri. Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Paling-paling ia hanya menepis tanganku sambil matanya jelalatan khawatir ada orang yang melihatnya.
