Apa katanya nanti? Aku perhatikan ia sejak bangkit hingga turun. Bokep Cina Tangannya halus. Ada sekat-sekat, tidak tertutup sepenuhnya. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah kepadaku.Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Ke bawah: Tidak. Ke bawah lagi: Tidak. Ia tersenyum ramah. Aku menggelepar.“Sst..! Aku menggelepar.“Sst..! Ia cukup lama bermain-main di perut. Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..!” dia mendesah keras.Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.“Yang.., cepat-cepat berkemas. Ia menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Ada dipan kecil panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku dan lebih sedikit. Lagi pula percuma, tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Aku tersetrum. Ada dipan kecil panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku dan lebih sedikit. Ia terus mengelap pahaku. Jendela kubuka. Itu artinya ia tidak mau diganggu.


















