Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Bokep Usianya masih 32 tapi dia sangat cantik. Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Aku membelikan sebuah gaun. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari mbak Dewi. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Rasanya udah sampai di ujung. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.“Indah sekali, berapa harganya?”, tanyanya.“Ah nggak usah dipikirkan mbak”, kataku sambil tersenyum. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Kami benar-benar canggung pagi itu. “Terima kasih”“Aku cinta kamu mbak”, kataku.Mbak Dewi menatapku. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.“Capek Dek Iwan?”, tanyanya.“Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagi”, jawabku.




















