Namun ada juga desah liar terdengar lirih.“tonnhh… aku benci.. Bokep Montok Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat. Pertemuanku terakhir dengannya terjadi di salah satu kafe di Surabaya. Tanpa berkata apa-apa dia memegang batang kemaluanku dan mengocoknya perlahan. Entahlah, saat itu aku merasa bukan diriku lagi. Kubalikkan tubuhnya. Kuremas juga susunya yang segar merekah.“Augghhh… Ahhh…” jilatanku kupercepat. Dengan perasaan, kukuak liang kemaluannya, indah sekali. Ketika aku berada di bawah, aku juga menelan semua liurnya tatkala dia meludahi mulutku. Aku pernah berbagi kisah dengan teman-teman pembaca semua, dan aku akan melakukan hal yang sama sekarang untuk yang kedua kalinya. janganh…” balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. yang banyak…” kataku sambil menunjuk kemaluannya. Sempit sekali lubang itu. Dia memandangku dengan gundah. ampunn.. Aku merasa kesakitan. ni? saat..”“Silakan.. Seluruh uang dan kartu kreditnya langsung berpindah ke kantongku. Dia menagis, mata sipitnya bertambah sipit karena berusaha menahan air mata yang mulai mengalir deras ditingkahi isaknya yang sesenggukan. Pantatku kugoyang naik-turun agar sensasi batang kemaluan yang berada di kulumannya bertambah asyik.




















