paham..?” bentakku dengan nada suara lebih meninggi. Dia masih telentang. Bokep Tante Itu sudah menjadi kebiasaanku sejak di Medan dulu.“ton… apa-apaan nihh..?” teriaknya gugup, karena terkejut.“Aku peringatkan, diam, jangan macam-macam!” bentakku sambil menekan permukaan pisau lebih kuat.Aku sudah kehilangan keseimbangan karena nafsu.“Jalankan mobilnya dengan wajar, bawa ke daerah Petemon… cepat..!”“Ehh.. shhh… tonhh… tonhh…”Kupeluk dia erat-erat. Kuambil kertas toilet dan membasuhnya dengan air. Sesekali aku merasakan gigitan kecil di sekitar kepala kemaluan. Nin..” Aku segera beranjak pergi.Empat hari kemudian aku memang secara diam-diam mendatangi daerah rumahnya. Sesaat dia lupa kalau sekarang dia dalam keadaan terjajah. Tiba-tiba HP-nya berbunyi, kurebut HP itu dan kuhempaskan di jalan sampai pecah.“Ingat… jangan bertindak aneh-aneh… kalau masih ingin hidup…” pesanku sesampainya di parkiran Pinang Inn.Mobil langsung masuk garasi, dan aku menghubungi Front Officer. Aku terkesiap. Bunyi becek di bawah sana menandakan dia kembali orgasme. Kupandangi wajahnya yang cantik. Kemaluanku kukocok sekuat tenaga ketika spermaku muncrat.













