Indah menghentikan babak pemanasan dengan menarik tubuhnya, berbaring terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemaluanku pada liang kenikmatannya. Bokep Indo “Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya. Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yg akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan. Hampir jam 3 sore tahu!”, tanyanya yg kemudian dijawabnya sendiri dengan menunjuk jam tangannya. Setiap baris rencana yg kucatat kubayangkan pula langkah-langkah kerja yg akan kulakukan. “Memangnya kamu sudah kenal, Zainal?”, tanyanya. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. “Oh ya Zainal, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tdk mengganggumu. Kuputuskan untuk bangun dan duduk termenung di kursi didalam kamar penginapan. Kubelalakkan mataku ketika merasakan bibirnya benar-benar menyentuh ujung batang kemaluanku. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. Setelah memesan sarapan, Indah mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit. Mungkin karena malu Indah segera melepaskan cubitannya. Tak terasa waktu telah














